BERSYUKUR SETIAP SAAT
Nama : Fransiska Afandi S.
No. Peserta : 13-101-195-6
Dari
begitu bangun pagi di kamar lantai atas sampai turun ke lantai bawah, sudah
berapa kali saya mengucapkan terima kasih dan bersyukur? Mungkin sudah lima
kali sampai tujuh kali. Dalam satu hari? Berapa kali yang saya ucapkan dengan
lantang bersuaradengan orang lain? Mungkin bisa 50 sampai 100 kali, bisa jadi
lebih, karena tidak saya hitung.
Tidak praktis
kedengarannya? Kok ya aneh mengucapkan terima kasih sampai puluhan kali dan
satu hari? Bahkan ratusan kali? Jawabannya mudah saja: dengan berterima kasih
dan bersyukure, kita selalu mencari sisi positif dari segala sesuatu. Dengan mencari
sisi positif, maka diri kita menjadi semakin positif dalam melihat segala
sesuatu. Pasti ada putih setitik di dalam hitam kelam dan ada hitam, setitik di
dalam putih bersih.
Dengan
selalu mengingat kelimpahan kita, otak kita mencetak keyakinan (believe) bahwa
memang benar kita hidup dalam kelimpahan. Maka, semua perbuatan kita didasari
oleh keyakinan ini, termasuk persepsi diri kita sebagai personifikasi dari sukses. Lantas, sampai kap[an perlu
mengucanpkan terima kasih dan bersyukur berpuluh-puluh kali tersebut? Sepanjang
hayat.
Ah, tidak praktis, mungkin ada yang
berpenadapat demikian. Sekali lagi bahwa ini tidak mengajarkan untuk sukses
dalam semala, namun dengan mengubah mindset
(pol a pikir) maka segala faktor
eksternal yang sering menjadi atributorang sukses akan datang dengan sendirinya
bagaikan arus sungai.
berterima kasih dan bersyukur toh tidak
memerlukan modal uang maupun sumber daya apa pun. Intinya hanya satu, yaitu
kemauan keras untuk mengubah diri. Jangan pikirkan “pahala” yang Anda dapat
dari perbuatan ini dulu. Jangan pula mengharap nasib akan berubah dalam
sekejap. Yang jelas, dengan mengucapkan terima kasih kepada orang lain tanpa
ada rasa keterpaksaan dan rasa canggung saja sudah merupakan jembatan kita ke
dalam hati orang itu.
“Terima
kasih” tidak pernak ditolak oleh
orang lain, malah biasanya disambut dengan senyum lebar dan hati yang sedikit
lebih lembut dari pada sebelumnya. Ini saja sudah merupakan magnit yang bisa
membantu kita semua dalam memproyeksikan diri yang sukses ke luar. Jadi, jika ada keragu-raguan dan
ke-engganan untuk berterima kasih dan bersyukur dalam skala dan frekuensi luar
biasa, maka sebaiknya Anda urungkan niat Anda untuk menjadfi personifikasi dari
sukses itu sendiri. Amin …